BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuatik ialah segala bentuk aktifitas
yang berada di air. Dewasa ini, akuatik sudah merambah pada suatu olahraga.
Akuatik yang dulu lebih terkenal dengan olahraga Renang, sekarang sudah
bertambah dengan bermacam olahraga lainnya seperti, Renang Indah (Synchronized Swimming), Loncat Indah (Platform Diving), Menyelam (Diving), Renang Perairan (Open Water), dan Polo Air (Water Polo). Olahraga permainan Polo Air
merupakan satu-satunya olahraga permainan diantara olahraga individu lainnya di
akuatik.
Olahraga Polo Air menurut
waterpoloplanet.com, ialah merupakan salah satu cabang aquatik gabungan dari
renang, gulat, bola basket, dan sepak bola. Saat ini cabang olahraga Polo Air
mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal itu ditandai dengan terpilihnya
wasit wanita pertama yang juga merupakan wasit asing yaitu, Natalie asal negara
Uzbekistan dan wasit asing pertama di Indonesia asal negara Tiongkok yang
bernama Chai Shuli. Hal seperti ini adalah pertanda bahwa olahraga Polo Air
sudah mulai dikenal di masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Barat yang mulai
merintis dari kelompok umur pemula sampai kelompok umur senior, yang semula
tidak ada nomor untuk putri sekarang sudah ada.
Disamping itu pula cabang olahraga
permainan Polo Air sudah banyak dipertandingkan baik untuk kelompok umur
junior, maupun kelompok umur senior pada beberapa kejuaraan mulai dari event
daerah dan nasional seperti PORDA (Pekan Olahraga Daerah), PON (Pekan Olahraga
Nasional) serta pada tingkat internasional seperti, SEA GAMES (kejuaraan antar
negara ASEAN), ASIAN GAMES (kejuaraan antar negara Asia), ASIAN BEACH GAMES
(kejuaraan pantai antar negara Asia), OLYMPIC GAMES (Olimpiade), LEN EUROPEAN
CHAMPIONSHIP (kejuaraan antar negara Eropa) hingga FINA WORLD CHAMPIONSHIP
(kejuaraan antar negara dunia).
Terciptanya sebuah pertandingan yang
menarik, tidak terlepas dari kemampuan atlet dapat menampilkan kemampuan teknik
dalam permainan olahraga Polo Air. Selain dari permainan maupun kebijakan
pertandingan yang
diterapkan panitia di masing-masing kompetisi atau
turnamen. Berkaitan dengan beberapa teknik dalam olahraga Polo Air terdapat
beberapa macam teknik yaitu teknik renang (swim),
teknik mengambang di air (eggbeater),
teknik melempar (throwing), teknik
mengoper (passing), teknik membawa
bola (dribbling) dan teknik menembak
(shooting). Teknik tersebut harus
dikuasai oleh atlet Polo Air supaya dapat menampilkan suatu pertandingan yang
menarik serta berkualitas.
Menurut Harsono (1988, hlm. 100) untuk
meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet yang maksimal ada aspek latihan
yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu : (1)
latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental.
Untuk menjadi atlet Polo Air yang berkualitas dituntut kondisi fisik yang
prima, memang tidak hanya olahraga permainan Polo Air saja yang menuntut
kebugaran jasmani yang prima tapi seluruh cabang olahraga menunutut hal itu.
Disamping kondisi fisik yang baik, aspek teknik, taktik, dan mental juga
merupakan faktor yang sangat penting. Tanpa memiliki faktor ini atlet akan
mengalami kesulitan dalam berlatih keterampilan teknik.
Dari keempat aspek tersebut hal pertama
yang dilakukan atlet ialah bisa berlatih latihan fisik yaitu olahraga renang,
karena merupakan sebagai dasar untuk melakukan olahraga Polo Air. Dalam arti
kata, jika seorang atlet tersebut bisa berenang maka ia bisa melangkah ketahap
selanjutnya sebagai pemain Polo Air.
Semua pemain menyukai untuk melakukan
materi menembak (shooting) dan
mengoper (passing) namun dasar dari
itu semua, pemain harus menguasai eggbeater
atau mengambang di dalam air. Eggbeater
(mengambang di air) merupakan keterampilan dasar yang wajib atlet Polo Air
yang paling pertama dikuasai karena dengan mengambang di dalam air, atlet
tersebut bisa melakukan berbagai teknik lainnya seperti, meloncat (jumping), mengoper (passing), dan menembak (shooting).
Gambar 1.1
Cara Atlet Polo Air Melakukan Teknik Mengambang di Air (Eggbeater) (Sumber :
https://www.waterpolo.ca)
Eggbeater menurut Sanders (2005) dikutip dari www.waterpolo.ca yang
merupakan situs Polo Air Canada ialah An
important skill in synchronized swimming and water polo, that is used by the
players to keep them afloat in an upright position while performing other
skills. The skill consists of alternating circular movements of the legs that
produce an upward force by the water on the swimmer in order to keep the
swimmer afloat in a vertical position. The legs appear to move in a circular
pattern, almost like alternating circumduction of the hips accompanied by knee
flexion/extension and medial to lateral rotation. The legs move in alternate
circular directions during the kick- the right leg moves counterclockwise and
the left leg moves clockwise.
Artinya keterampilan penting pada renang indah dan Polo Air, yang digunakan oleh para pemain untuk menjaga mereka mengapung dalam posisi tegak saat melakukan keterampilan lainnya. Keterampilan terdiri dari gerakan melingkar dari kaki yang menghasilkan gaya ke atas oleh air pada perenang untuk menjaga perenang mengapung dalam posisi vertikal. Kaki muncul untuk bergerak dalam pola melingkar, hampir seperti gerakan gerakan sirkumduksi (gerak membentuk kerucut atau gerak melingkar) dari pinggul disertai dengan lutut fleksi / ekstensi dan medial rotasi lateral. Kaki bergerak di arah melingkar alternatif selama tendangan kaki kanan berlawanan bergerak dan kaki kiri bergerak meninggalkan searah jarum jam.
Eggbeater (mengambang di air) terdapat dua metode latihan yang bisa di praktekan oleh atlet lanjutan, seperti untuk level lokal (PORDA), level nasional (PON), bahkan level internasional (SEA GAMES) yaitu eggbeater menggunakan beban di atas kepala dan eggbeater menggunakan beban di pinggang. Kedua metode tersebut merupakan bentuk latihan lanjutan sebagai penunjang atlet melakukan keterampilan lainnya yang semua itu terjadi di dalam air (under water). Berlatih eggbeater menggunakan beban merupakan hal yang sudah lumrah dilakukan para pelatih-pelatih Polo Air masa kini. Sasaran memperoleh power tungkai ialah utamanya, dikarenakan jika para atlet berlatih dengan bentuk latihan yang basic, maka sulit atau bahkan lama atlet tersebut dapat memperoleh kemampuan yang cepat dan sangat baik.
Gambar 1.2
Cara Atlet Polo Air Melakukan Eggbeater
Beban di Atas Kepala (Sumber : Dokumen Pribadi)
Beban yang diperoleh para atlet saat
melakukan eggbeater pun bermacam-
macam, untuk berlatih eggbeater beban
di atas kepala, beban yang di pakai ialah besi yang sering digunakan pada beban
alat di weight training (fitnes).
Berat
Gambar 1.3
Cara Atlet Polo Air Melakukan Eggbeater
Beban di Pinggang (Sumber : Dokumen Pribadi)
Pelatihan eggbeater menggunakan beban di pinggang ialah bentuk latihan yang lain dari menggunakan beban di atas kepala. Bentuk latihan ini menggunakan sabuk yang berisi lempengan-lempengan besi yang beratnya 2 lbs atau 0,9 kg. Beban yang diperoleh para atlet bermacam-macam ada yang mencapai 6 lbs, 8 lbs atau bahkan 22 lbs yang itu semua tergantung kemampuan, usia dan target atlet itu sendiri. Untuk eggbeater menggunakan beban di pinggang para atlet memakai sabuk besi tersebut lalu menahan badan agat tidak tenggelam dengan kedua tangan berada di atas air. Untuk otot yang paling banyak digunakan tidaklah berbeda jauh dengan eggbeater menggunakan beban di atas kepala, sasaran otot yang terpakai pada pelatihan ini ialah seperti otot hamstring yaitu otot yang terdapat pada paha bagian belakang, otot quadriseps yaitu otot yang terdapat pada paha bagian depan. Dua otot tersebut merupakan 2 otot yang paling dirasakan oleh atlet dan paling banyak mengalami rasa lelah.
Setelah atlet Polo Air dapat menguasai
teknik dasar eggbeater (mengambang di
air) dengan sangat baik, maka teknik yang selanjutnya ia pelajari ialah passing (mengoper). Sebagai dasar teknik
dari passing (mengoper) ialah overhead throwing (melempar dari atas kepala).
Disaat terjadinya permainan Polo Air
berlangsung, tungkai bekerja ekstra lebih kuat dibanding saat berlatih teknik
seperti, jumping (meloncat), passing (mengoper) atau bahkan shooting (menembak) sekalipun. Maka,
disini penulis ingin meneliti motode latihan tungkai manakah yang cocok
digunakan saat berlatih eggbeater yang
tepat digunakan sebagai penunjang atlet Polo Air saat terjadi permainan Polo
Air. Ada dua metode latihan eggbeater yaitu
latihan beban di atas kepala dan metode latihan beban di pinggang pada metode
latihan tungkai ini. Oleh karena itu penulis tertarik ingin meneliti
perbandingan metode latihan eggbeater beban
di atas kepala dengan metode latihan beban di pinggang terhadap power tungkai dalam cabang olahraga Polo Air.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka
munculah permasalahan yang dapat di identifikasi yaitu manakah dari metode eggbeater yang lebih berpengaruh secara
signifikan dari latihan yang menggunakan beban di atas kepala dengan beban di pinggang.
B.
Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah dan
identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
manakah antara metode latihan eggbeater beban
di atas kepala dengan metode latihan beban di pinggang yang lebih signifikan
terhadap power tungkai dalam cabang
olahraga Polo Air.
A. Manfaat Penelitian
Setiap penulisan atau penelitian
seseorang ataupun kelompok diharapkan dapat berdampak positif dan dapat berguna
:
1.
Secara Teoretis
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan keilmuan yang
berarti bagi masyarakat dan lembaga olahraga mengenai perbandingan metode
latihan eggbeater beban di atas
kepala dengan metode latihan beban di pinggang terhadap power tungkai cabang olahraga Polo Air.
2.
Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan dalam
proses latihan, yang kaitannya dengan perbandingan metode latihan eggbeater beban di atas kepala dengan
metode latihan beban di pinggang terhadap power
tungkai pada atlet yang mengikuti tim PELATDA PON Polo Air Jawa Barat.
B.
Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi rincian tentang urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab I hingga bab V.
Bab I berisi tentang uraian tentang pendahuluan dan merupakan
bagian awal dari skripsi yang terdiri dari :
1.
Latar Belakang
2.
Rumusan Masalah
3.
Tujuan Penelitian
4.
Manfaat penelitian
5.
Struktur Organisasi
Skripsi
Bab II berisi uraian tentang kajian
pustaka dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat
penting, kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun
pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Bab II terdiri dari :
1. Pembahasan teori-teori, konsep dan
turunannya dalam bidangyang dikaji.
Bab III berisi penjabaran yang dirinci
mengenai metode penelitian yang terdiri dari :
1. Waktu, tempat
penelitian, populasi dan sampel.
2. Desain, metode dan
rancangan peneltian.
3. Instrumen penelitian.
4. Teknik pengumpulan data.
5. Teknik analisis data ; rincian tahap-tahap analisis data, teknik yang dipakai dalam
analisis data.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari :
1. Pengolahan dan
analisis data
2.
Diskusi penemuan
Bab V menyajikan penafsiran dan
pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua
alternatif cara penulisan kesimpulan, yaitu dengan cara butir atau dengan
uraian padat, bab V terdiri dari :
1.
Kesimpulan
2.
Saran
Itulah makalah yang dapat saya share
sumber : LTUpi
Komentar
Top 8 casinos in Arizona · Borgata 광주광역 출장샵 Hotel Casino & Spa · 상주 출장샵 Mohegan Sun · Foxwoods Resort 서울특별 출장안마 Casino · Caesars Palace 구리 출장마사지 · Foxwoods Resort Casino · 의왕 출장안마 Harrah's